Qualcomm Sm4375 Snapdragon 4 Gen 1 6 Nm Setara Dengan
Dimensity 9200 Plus
Dimensity 9200 Plus merupakan peningkatan dari Dimensity 9200 reguler. Chipset ini mengandung kombinasi satu inti Cortex X3 dengan frekuensi hingga 3.35 GHz, tiga inti high performance Cortex A715 dengan kinerja hingga 3.0 GHz, serta empat unit hemat daya Cortex A510 pada kekuatan 2.0 GHz.
Sementara itu, sisi pengolahan grafisnya menggunakan GPU ARM Immortalis G715 dengan peningkatan performa 17 persen dibandingkan versi pendahulunya. Seperti pada Snapdragon 8 Gen 3, chipset Dimensity 9200 Plus juga menawarkan fitur ray tracing untuk visual permainan yang lebih indah dan realistis.
Pada bagian konektivitasnya, Dimensity 9200 Plus dibekali modem 4CC-CA 5G Release-16 yang dapat berganti-gantian antara sub-6 GHz dan mmWave, serta mendukung Wi-Fi 7 2x2 + 2x2 pada kecepatan unduhan hingga 6,5 Gbps.
Dimensity 9200 Plus juga dilengkapi berbagai fitur utama seperti HyperEngine 6.0 untuk meningkatkan performa gim dan mengurangi latensi, serta APU 690 generasi ke-6 sebagai pemrosesan AI yang dapat mengurangi noise dan menghadirkan video sinematik.
Lalu, chipset dibekali MediaTek Imagiq 890 sebagai ISP dengan hasil foto dan video cerah pada kondisi gelap, hingga MediaTek MiraVision 890 untuk dukungan layar beresolusi tinggi pada refresh rate yang mulus.
Chipset MediaTek Dimensity 9200 Plus memiliki kinerja yang tidak terpaut jauh dengan Snapdragon 8 Gen 3. Namun begitu, sebenarnya chipset ini adalah rival langsung terhadap Snapdragon 8 Gen 2.
Dimensity 9200 Plus mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 1.514.602 poin, terpaut 37 persen lebih rendah dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3 dengan skor 2.073.502 poin.
Gap antara kinerja kedua chipset ini semakin kecil pada pengujian Geekbench 6, di mana Dimensity 9200 Plus mendapatkan skor 2.079 poin single core (hanya terpaut 5 persen lebih rendah dari skor Snapdragon 8 Gen 3) dan 5.505 poin pada multi-core (32 persen lebih rendah dari skor Snapdragon 8 Gen 3).
Snapdragon 8 Gen 2
Tidak dapat sepenuhnya terbilang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3, karena Snapdragon 8 Gen 2 merupakan chipset generasi pendahulunya. Snapdragon 8 Gen 3 memiliki ukuran cache yang lebih besar (terpaut 4 MB), dengan peningkatan komputasi floating-point.
Selain itu, Snapdragon 8 Gen 3 juga memiliki bandwidth memori yang 20 persen lebih tinggi dari Snapdragon 8 Gen 2, serta mendukung frekuensi GPU yang 13 persen lebih baik dibandingkan GPU pada Snapdragon 8 Gen 2.
Chipset Snapdragon 8 Gen 2 memiliki satu unit Cortex X3 (3.2 GHz), dua inti Cortex A715 (2.8 GHz), dua unit Cortex A710 (2.8 GHz), serta tiga unit Cortex A510 (2 GHz). Ini merupakan salah satu kasus unik pertama yang memiliki dua komponen performance core berbeda pada satu chipset, untuk menangani tugas 64 bit dan 32 bit.
Snapdragon 8 Gen 2 juga dibekali serangkaian fitur unik seperti semantic segmentation, horizon levelling, dan Qualcomm Sensing Hub. Dengan begini, ponsel dengan chipset tersebut mampu memiliki kemampuan stabilisasi tingkat tinggi serta mampu mendeteksi kode QR ketika kondisi layar mati.
GPU pada chipset mengandalkan Adrenbo 740 yang berlari pada kecepatan 680 MHz, serta dibekali modem internal X70 5G/LTE dengan kecepatan unduhan 5G hingga 10 Gbps dan unggahan hingga 3,5 Gbps.
Adapun GPU pada chipset ini juga mendukung kapabilitas ray tracing secara realtime sehingga membuat tampilan bayangan dan refleksi dalam gim terlihat lebih nyata dan memukau.
Dilansir dari Nano Review, Snapdragon 8 Gen 2 mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 1.526.853 poin yang terpaut 36 persen lebih rendah dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3 pada skor 2.073.502 poin.
Selain itu, penilaian Geekbench 6 juga menyatakan Snapdragon 8 Gen 3 lebih baik dari generasi pendahulunya. Sebab, Snapdragon 8 Gen 2 hanya meraih skor single core 1.986 poin (10 persen lebih rendah) serta skor multi-core 5.261 poin (38 persen lebih rendah).
Demikian daftar chipset yang memiliki performa atau kedudukan yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3. Chipset ini memang agak "didewakan" lantaran merupakan chipset paling kencang dari Qualcomm di tahun 2024.
Tapi, bukan berarti chipset lainnya kalah saing, karena Dimensity 9300 dan Exynos 2400 juga turut menawarkan kualitas tinggi di kelas harga flagship. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Selular.ID – Inilah perbandingan chip teranyar dari Qualcomm, Snapdragon 8s Gen 3, kemampuannya masih di bawah Snapdragon 8 Gen 3 namun mirip dengan Snapdragon 8 Gen 2.
Snapdragon 8s Gen 3, Chip baru yang hadir di bulan Maret 2024 ini, ingin mulai debutnya di pasar Indonesia, melalui peluncuran smartphone realme GT6 dan Poco F6 Pro, kini ingin unjuk kebolehan.
Chipset ini adalah penyederhanaan dari chipset gahar Snapdragon 8 Gen 3 yang telah rilis di tahun lalu.
Sementara itu, chip Snapdragon 8s Gen 3 ini dapat dibilang ialah setara dengan pendahulunya, yakni Snapdragon 8 Gen 2 yang telah rilis di bulan November 2022.
Baik Snapdragon 8s Gen 3 dan 8 Gen 2 keduanya merupakan chip octa-core yang dibuat menggunakan node proses 4nm TSMC.
Namun, mereka mempunyai banyak perbedaan. Pada postingan kali ini, kami akan membandingkan kedua chip tersebut untuk mengetahui mana yang lebih unggul dari yang lain.
Meskipun keduanya merupakan produk premium, ada beberapa perbedaan signifikan dalam hal arsitektur CPU, GPU, kemampuan kamera, perekaman video, dan performa keseluruhan.
Snapdragon 8s Gen 3 memiliki konfigurasi CPU sebagai berikut: – 1 x Cortex-X4 @ 3,0 GHz – 4 x Cortex-A720 @ 2,8 GHz – 3 x Cortex-A520 @ 2,0 GHz
Sementara itu, Snapdragon 8 Gen 2 memiliki konfigurasi CPU: – 1 x Cortex-X3 @ 3,2 GHz – 2 x Cortex-A715 @ 2,8 GHz – 2 x Cortex-A710 @ 2,8 GHz – 3 x Cortex-A510 @ 2,0 GHz
Dari segi arsitektur, Snapdragon 8s Gen 3 menggunakan inti Cortex-X4 yang lebih baru dibandingkan dengan Cortex-X3 pada Snapdragon 8 Gen 2.
Ini menunjukkan peningkatan efisiensi dan kinerja pada Snapdragon 8s Gen 3. Selain itu, Snapdragon 8s Gen 3 memiliki lebih banyak inti Cortex-A720 dibandingkan dengan inti Cortex-A715 dan A710 pada Snapdragon 8 Gen 2, yang dapat memberikan peningkatan dalam kinerja multi-core.
Snapdragon 8s Gen 3 dilengkapi dengan GPU Adreno 735 yang mendukung Vulkan 1.3, OpenGL ES 3.2, dan OpenCL 2.0 FP.
Sementara itu, Snapdragon 8 Gen 2 menggunakan GPU Adreno 740 dengan dukungan yang sama untuk Vulkan 1.3, OpenGL ES 3.2, dan OpenCL 2.0 FP.
Meskipun Adreno 740 pada Snapdragon 8 Gen 2 menawarkan kinerja yang lebih baik di atas kertas, perbedaan dalam pengalaman pengguna sehari-hari mungkin tidak terlalu signifikan.
Dalam hal kemampuan kamera, Snapdragon 8s Gen 3 memiliki Qualcomm Spectra Triple ISP (18-bit) yang mendukung sensor kamera hingga 200 MP, serta konfigurasi multi-frame noise reduction (MFNR) dan zero shutter lag (ZSL) hingga 64+36 MP dan 36+36+36 MP.
Snapdragon 8 Gen 2 juga memiliki Qualcomm Spectra Triple ISP (18-bit) yang mendukung sensor hingga 200 MP dan konfigurasi MFNR dan ZSL hingga 108 MP.
Snapdragon 8s Gen 3 mendukung perekaman video 4K @ 60 FPS dan 1080p gerakan lambat @ 240 FPS. Sebaliknya, Snapdragon 8 Gen 2 mendukung perekaman video 8K @ 30 FPS, 4K @ 120 FPS, dan 720p gerakan lambat @ 960 FPS. Ini menunjukkan bahwa Snapdragon 8 Gen 2 lebih unggul dalam kemampuan perekaman video beresolusi tinggi dan frame rate tinggi.
Berdasarkan skor AnTuTu 10, mengutip dari GizmoChina, Snapdragon 8s Gen 3 memperoleh skor 1,439,642, sementara Snapdragon 8 Gen 2 memperoleh skor 1,593,677.
Meskipun Snapdragon 8 Gen 2 memiliki skor yang lebih tinggi, Snapdragon 8s Gen 3 menawarkan peningkatan dalam efisiensi dan beberapa fitur baru yang mungkin menarik bagi pengguna yang mencari perangkat dengan kinerja tinggi.
Secara keseluruhan, Snapdragon 8 Gen 2 menunjukkan performa yang lebih tinggi dalam benchmark, terutama dalam kemampuan GPU dan perekaman video.
Namun, Snapdragon 8s Gen 3 menawarkan arsitektur CPU yang lebih modern dan efisien, serta dukungan untuk konfigurasi kamera yang lebih fleksibel.
Pilihan antara kedua chipset ini tergantung pada prioritas pengguna, apakah lebih fokus pada kinerja mentah atau efisiensi dan fitur kamera yang lebih canggih.
Baca juga: Harga Smartphone Kelas Kakap Bisa Makin Gila Karena Chipset Snapdragon 8 Gen 4
Biết ô cuồng Samsung r khỏi nói 😃 và nói cho ô bạn đây biết t cx dùng S7, ô thử chơi A8 đến max setting so vs mấy con Snap rồi biết nhé, vấn đề dev nó dựa trên các thiết bị nexus chuẩn Google để dev game, app mà nexus thì chạy Snap chứ có con nào exynos hay mtk mà có mali
(cái này ô vatvo có nói, m tìm đc cmt sẽ cap lại). thứ 2 rom của S7 là j? Ko phải chỉ là stock mod thêm vài ba thứ linh tinh, cái màn phẳng thì mod thêm app cạnh của màn cong rất vô nghĩa, có đáng để root ko khi mọi thứ đ khác j stock mà lại bị mất bảo hành, nói thêm là S6, Note 5 các rom CM, miui dev chưa thể port đc, nguyên do là thằng Samsung nó keo kiệt ko chịu cung cấp source code cho dev nó chửi trên xda kia kìa
, ko như Snap cung cấp đầy đủ, còn bản S820 là do thằng Samsung nó thích khóa chứ cứ máy nào dùng S820 là bị khóa à, như Note 3 S800, S5 S801 có bản quốc tế ko khóa boot, rom bạt ngàn kia kìa? Và hơn nữa trải nghiệm touchwiz khá tệ, nếu ô đã từng dùng Nexus hay 1+1, nhiều khi cấu hình ko bằng nhưng mượt mà hơn rất nhiều. Còn chức năng ngoài note có phần mềm Spen còn dòng S về cơ bản ko khác j các hãng android khác
Buồn cười, tôi đã bàn về hiệu năng giữa Adreno với Mali đâu? Tôi chỉ phản đối việc cái cmt tôi quote bảo là có nhiều game kg chạy được trên chip Mali, tôi bảo là không có. Oke chưa? Đọc kĩ rồi hẵng phán.
Còn về chức năng, bây giờ Android gốc đang đưa chức năng TouchWiz vào đấy thôi. Trải nghiệm TouchWiz tệ là do các thánh ếch biết khai thác hết tính năng rồi bảo tệ này nọ. Về phần bloatware thì tôi hoàn toàn đồng tình bởi tôi cũng khó chịu với mấy cái app mắc dịch cài thêm vào, nhưng về tính năng trong nhân hđh thì khác.
Còn việc Qcom cung cấp đầy đủ (ý bạn là mã nguồn driver mở chứ gì), là chuyện về kernel cho ROM chứ không có liên quan đến bootloader. Còn nếu nói ROM Samsung là stock đem mod mấy cái bậy bà, ừ thì LG, Sony, HTC cũng bậy bạ luôn.
Về độ mượt thì ý bạn là mượt về cái gì? Nếu nói về khoảng mở app thì cứ coi mấy cái vid của phonebuff trên youtube, máy Samsung luôn mở app nhanh hơn các máy của hãng khác, kể cả Nexus. Còn nếu nói về mặt đa nhiệm, các máy khác có thể giữ được nhiều app hơn máy Samsung, tôi đồng ý, nhưng cái gì cũng có 2 mặt thôi. App giữ ở nền thì CPU luôn phải hoạt động và từ đó gây hao pin. Tôi ếch biết là bạn đã bao giờ build app chưa, nhưng nếu có thì phải tính đến những điều đó hết. Còn về mặt sử dụng hàng ngày, đâu phải ai cũng dùng 1 lúc 5-7 app?
Các bác dùng gì thì dùng, kệ cả nhà các bác. Tôi ếch quan tâm. Và chúng tôi dùng cái gì thì cũng kệ chúng tôi đi, đừng có nhảy vô phán mấy câu vớ vẩn trong các topic Samsung, như vậy chả khâc nào quý vị cười cợt với việc chúng tôi sử dụng tiền của mình vào cái gì.
Còn các bác cứ bảo nhãn hiệu thần thánh của các bác tốt, ừ, tốt quá nên chả có ông nào bằng ông Samsung cả. Đấy, thị phần nói lên tất cả rồi đấy.
Hitekno.com - Chipset MediaTek Helio G88 menjadi salah satu prosesor yang banyak digunakan untuk ponsel kelas menengah saat ini.
Mengetahui chipset yang setara dengan Helio G88 bisa menguntungkan buat kamu sebab bisa kamu jadikan perbandingan.
Sebab MediaTek Helio G88 ini hanya memiliki perbedaan tipis dengan beberapa prosesor sekelasnya, apalagi milik Snapdragon.
Baca Juga: Cara Screenshot di HP Oppo untuk Semua Seri, Anti Ribet
Wajar saja jika chipset milik MediaTek dan Snapdragon kerap dibanding-bandingan. Sebab dua perusahaan tersebut menjadi dua raja terbesar yang merajai pasar chipset di dunia.
Mengenal MediaTek Helio G88
Prosesor MediaTek Helio G88 diproduksi menggunakan teknologi proses 12nm dan diperkenalkan pada tahun 2021.
Baca Juga: Cara Screenshot di HP Vivo Semua Seri
Chipset ini memiliki 8 inti produktif yang mendukung RAM LDDR4. Frekuensi maksimumnya 2 GHz dengan inti grafis Mali-G52. Frekuensi dasar GPU adalah 1000 MHz.
Dengan teknologi yang demikian, tak heran jika performa MediaTek Helio G88 ini cukup mengagumkan.
Menurut AnTuTu, MediaTek Helio G88 mencetak 186219 poin. Sementara menurut tolok ukur GeekBench, MediaTek Helio G88 menerima 345 poin di Single-Core dan 1239 poin di Multi-Core.
Baca Juga: SPJ Hingga Oura dan R7 Masuk Daftar Top 10 Streamer YouTube Gaming Paling Populer di Dunia
MediaTek Helio G88 diklaim berkinerja lebih baik daripada cpu MediaTek Helio P60 dalam tes benchmark. Sementara dalam hal kinerja, Helio G88 setara dengan MediaTek Helio P95.
MediaTek Helio G88 setara dengan Snapdragon apa?
Jika muncul pertanyaan demikian, maka jawabannya tak lain adalah Snapdragon 680.
Baca Juga: iPhone 15 dan iPhone 15 Pro Bawa Warna Baru, Lebih Futuristik?
Salah satu persamaan antara dua chipset ini adalah pada kinerja CPU-nya untuk bermain game.
Dalam hal ini, antara Qualcomm Snapdragon 680 dan Helio G88 tidak memiliki perbedaan signifikan, meskipun Snapdragon 680 sedikit lebih unggul.
Selain itu, aspek efisiensi baterai pada dua chipset ini juga tak beda jauh. Snapdragon 680 memiliki skor 85 dan Helio G88 mendapatkan skor 63 dalam efisiensi baterai.
Keunggulan Helio G88 apabila dibandingkan dengan Snapdragon 680 adalah pada performa grafis yang dinilai oleh 3DMark. Helio G88 mendapatkan skor 716, sementara Snapdragon 680 mendapatkan skor 443.
Selain itu menurut Nano Review, kinerja prosesor dan menemukan bahwa MediaTek Helio G88 7.47% lebih baik daripada Qualcomm Snapdragon 680.
Hal ini lantaran Helio G88 memiliki 8 core pada 2 GHz dan GPU Mali-G52 MC versus 8 core pada Adreno 610 dengan Adreno 610. Dalam tes 3DMark, skor 719 poin melawan 445, di mana 61.57% lebih tinggi.
Itulah informasi dan jawaban dari pertanyaan MediaTek Helio G88 setara dengan Snapdragon apa.
Kontributor: Damai Lestari
Snapdragon 7+ Gen 3
Chipset berikutnya yang setara dengan Snapdragon 8s Gen 3 adalah Snapdragon 7+ Gen 3. Ini merupakan chipset besutan Qualcomm untuk HP mid-range, diperkenalkan untuk memboyong teknologi kecerdasan buatan (AI) on-device ke pasar ponsel yang lebih terjangkau.
Dengan teknologi AI yang terkandung di dalam Snapdragon 7+ Gen 3, perangkat jadi bisa melakukan manipulasi konten seperti gambar, tulisan, video, audio, dan musik tanpa harus terhubung ke cloud.
Snapdragon 7+ Gen 3 juga menjadi yang pertama di seri Snapdragon 7 untuk dibekali kemampuan Wi-Fi 7. Fitur ini biasanya hanya didukung chipset kelas atas.
Adapun fitur pendukung lainnya mencakup Snapdragon Elite Gaming yang terdiri atas Game Post Processing Accelerator dan Adreno Frame Motion Engine 2. Serangkaian fitur ini berguna untuk meningkatkan kualitas grafis dari game yang dimainkan.
Snapdragon 7+ Gen 3 ditenagai dengan delapan unit prosesor yang mencakup satu inti Cortex X4 (2.8 GHz), empat inti Cortex A720 (2.6 GHz), serta tiga unit Cortex A520 (1.9 GHz). Chipset yang dibangun pada fabrikasi 4 nm TSMC ini juga ditopang dengan GPU Adreno 732 berfrekuensi 950 MHz.
HP pertama di dunia yang dibekali dengan Snapdragon 7+ Gen 3 adalah OnePlus Ace 3V. Ponsel ini memiliki skor AnTuTu v10 sebesar 1.366.982 poin, dilansir dari Nano Review. Angka tersebut tidak beda jauh dengan Xiaomi Civi 4 Pro (Snapdragon 8s Gen 3) yang hadirkan skor 1.537.608 poin.
Nah, kini setelah mengetahui chipset-chipset pesaing yang setara dengan Snapdragon 8s Gen 3, kita bisa membayangkan performa suatu ponsel dengan gambaran yang lebih akurat. Semoga bermanfaat.
Snapdragon 8 Gen 3 mengalami peningkatan dari berbagai sektor dibanding Snapdragon 8 Gen 2, dan salah satu yang paling kentara ada pada susunan prosesornya.
Kendati masih sama-sama tawarkan delapan unit CPU, namun kini konfigurasinya menjadi 1+5+2, di mana jumlah efficiency core "disunat" menjadi dua inti saja alih-alih empat.
Adapun delapan komponen tersebut mencakup satu inti prima Cortex X4 (3.3 GHz), lima inti performa Cortex A720 (tiga unit berkekuatan 3.15 GHz dan dua unit lainnya 2.96 GHz), serta dua unit hemat daya Cortex A520 (2.26 GHz).
Menyusutnya efficiency core antara lain untuk memberi ruang lebih agar diisi performance core lebih banyak. Artinya, kita dapat mengharapkan lonjakan performa cukup tinggi dibandingkan pendahulunya.
Adapun pada proses manufakturnya masih menggunakan 4 nanometer yang sama, dari pabrikan TSMC. Ya, tampaknya chipset Android di tahun 2024 belum ada yang menyamai Apple A17 Pro yang dibangun pada proses 3 nanometer.
Selain peningkatan dari CPU, Snapdragon 8 Gen 3 juga kini memberikan penekanan ekstra pada kemampuan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan). Chipset ini mendukung pengolahan prompt menjadi gambar, proses yang disebut sebagai "Generative AI".
Snapdragon 8 Gen 3 bahkan dianggap sebagai yang tercepat di dunia untuk hasilkan gambar generatif melalui Stable Diffusion, hanya memerlukan waktu di bawah satu detik.
Hal ini disebabkan oleh kehebatan AI Engine yang dimiliki pada NPU (neural processing unit) Hexagon, mengalami peningkatan kinerja 98 persen sekaligus 40 persen lebih hemat daya dibandingkan pendahulunya.
AI Engine Qualcomm tersebut memungkinkan terjadinya pengolahan prompt menjadi gambar generatif berbasiskan on-device, sehingga tidak melibatkan cloud demi proses yang lebih cepat dan privasi yang lebih aman.
Adapun pada sisi GPU-nya turut alami peningkatan, menggunakan Adreno 750 yang alami peningkatan kinerja 25 persen sekaligus 25 persen lebih hemat daya. Serta, kemampuan ray tracing-nya pun meningkat 40 persen dibandingkan Snapdragon 8 Gen 2.
Dari sektor memori, Snapdragon 8 Gen 3 mendukung tipe RAM LPDDR5x pada frekuensi 4.800 MHz serta maksimal kapasitas hingga 24 GB. Sementara pada sisi penyimpanan (storage), mendukung hingga tipe UFS 4.0.
Snapdragon 8 Gen 3 diketahui memiliki skor AnTuTu v10 sebesar 2.073.502 poin, dilansir dari Nano Review. Sedangkan hasil pengujian Geekbench 6 mencatatkan angka 2.181 poin untuk single core dan 7.256 poin untuk multi-core.
Ponsel pertama di Indonesia yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3 adalah iQOO 12, dilanjutkan dengan Samsung Galaxy S24 Ultra. Snapdragon 8 Gen 3 dinilai setara dengan Dimensity 9300 dan Apple A17 Pro. Untuk daftar lengkapnya, simak chipset lainnya yang performanya setara dengan Snapdragon 8 Gen 3 berikut ini.
MediaTek Dimensity 9300 memiliki performa berkelas di kelas flagship. Ini merupakan chipset paling berkinerja tinggi untuk menopang sejumlah smartphone flagship di tahun 2024, posisinya setara dengan Snapdragon 8 Gen 3.
Dimensity 9300 sendiri diumumkan oleh MediaTek pada November 2023, dibangun pada manufaktur 4 nm dari TSMC. Chipset yang dibangun pada set instruksi ARM v9.2-A ini mendukung jumlah transistor sebanyak 22,7 miliar.
Untuk spesifikasi prosesornya, chipset mendukung tiga klaster CPU yang tergolong unik. Chipset dilengkapi satu prime core Cortex X4 berkekuatan 3.25 GHz, tiga inti performa Cortex X4 pada clock speed 2.85 GHz, serta empat unit hemat daya Cortex A720 (2 GHz).
Ketiga klaster tersebut tergolong unik karena keseluruhannya menggunakan arsitektur high performance. Ya, tidak ada klaster hemat daya seperti mayoritas chipset lainnya. Tampaknya ini dilakukan MediaTek agar chipset dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
Namun, vivo X100 Pro yang menggunakan Dimensity 9300 rupanya dikabarkan alami throttling cukup parah, seperti yang dilaporkan pengguna bernama Sahil Karoul pada platform X/Twitter. Dilaporkannya bahwa ponsel hanya dapat pertahankan peak performance di angka 46 persen setelah diujikan CPU Throttling Test selama 15 menit.
Terlepas hal tersebut, pihak MediaTek sudah berujar bahwa absennya efficiency core bukan berarti kinerja baterai memburuk. Justru sebaliknya, penggunaan inti berkinerja tinggi dapat mempercepat durasi pengerjaan tugas lalu kemudian inti tersebut bisa lebih cepat dimatikan untuk tingkatkan efisiensi.
Untuk kartu pengolah grafisnya, ia menggunakan Mali G720 Immortalis MP12. Kartu grafis berisikan 12 inti tersebut mengalami peningkatan satu inti lebih banyak dari generasi sebelumnya, diklaim dapat meningkatkan kinerja 23 persen dibandingkan Dimensity 9200.
Adapun fitur menarik GPU lainnya adalah ray tracing. MediaTek menyebutkan adanya peningkatan performa hingga 46 persen pada GPU ini, serta kini memiliki dukungan 2x MASSA serta efek pencahayaan global.
Di sektor layar, chipset mendukung resolusi WQHD pada frame rate 180 Hz atau 4K di 120 Hz. Dimensity 9300 juga turut memiliki dukungan terhadap Google Ultra HDR, serta pengambilan gambar yang senantiasa mengaktifkan HDR dengan depth of field pada mode sinematik 4K.
Dimensity 9300 juga hadirkan kompatibilitas dengan RAM berjenis LPDDR5T (4.800 MHz) serta penyimpanan (storage) UFS 4.0. Sementara di bagian konektivitas, terdapat dukungan jaringan 5G serta Wi-Fi 7 yang memiliki kecepatan unduhan mencapai 10 Gbps.
Seperti Snapdragon 8 Gen 3, Dimensity 9300 juga dibekali kemampuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang prima. Chipset ini ditopang dengan APU 790 dengan tingkatan kemampuan integer dan floating point hingga 2x lipat. Di sisi lain, APU ini juga alami peningkatan efisiensi daya hingga 45 persen dibanding generasi pendahulunya.
Disadur dari Nano Review, diketahui skor AnTuTu v10 pada Dimensity 9300 mencapai 2.257.482 poin, hanya terpaut 9 persen lebih tinggi dibanding skor Snapdragon 8 Gen 3. Diketahui, skor Snapdragon 8 Gen 3 mencapai 2.073.502 poin.
Di bagian Geekbench 6, terungkap bahwa Dimensity 9300 mencatatkan nilai 2.229 poin pada single core dan 7.537 poin pada multi-core. Dua angka tersebut masing-masing 2 persen dan 4 persen lebih tinggi dibanding Snapdragon 8 Gen 3.
Dengan kata lain, tidak salah jika ada yang bilang bahwa Dimensity 9300 punya kinerja yang lebih baik dibanding Snapdragon 8 Gen 3. Tapi, untuk urusan throttling, Snapdragon 8 Gen 3 akan memiliki penanganan lebih baik sebab masih tawarkan efficiency core, kendati hanya dua inti.
Di saat Android punya Snapdragon 8 Gen 3, maka dari kubu Apple ada cip A17 Pro. Ya, kedua chipset ini memang saling bersaing satu sama lain, lantaran berada di urutan tertinggi pada masing-masing platform-nya.
A17 Pro diluncurkan sebagai sumber kekuatan bagi iPhone 15 Pro dan iPhone 15 pro Max. Chipset ini dibangun pada manufaktur 3 nm, serta diklaim alami peningkatan kinerja CPU sebesar 10 persen sekaligus 20 persen peningkatan performa pada GPU dibandingkan dengan A16 Bionic.
Karena skor AnTuTu v10 tidak dapat dibandingkan antara iOS dan Android, maka yang kita bandingkan adalah skor Geekbench 6-nya. Pada uji single core, A17 Pro meraih 2.927 poin. Sementara pada uji multi-core, cip Apple tersebut meraih angka 7.371 poin.
Sebagai pengingat, skor Geekbench 6 pada Snapdragon 8 Gen 3 adalah sebagai berikut: 2.181 poin pada single core dan 7.256 poin pada multi-core. Sementara kinerja A17 Pro lebih tinggi 34 persen pada single core, kinerja multi-core miliknya pun mengalahkan Snapdragon 8 Gen 3 pada selisih 2 persen.
Secara teknis, Apple A17 Pro terdiri atas komposisi komponen berupa dua inti performa "Everest" (3.78 GHz) serta empat unit "Sawtooth" (2.11 GHz). Keenam inti CPU ini ditemani oleh Adreno A17 GPU yang berjalan pada frekuensi 1.398 MHz.
Dari kubu Samsung, chipset yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3 adalah Exynos 2400. Bagaimana tidak? Pada Samsung Galaxy S24 dan Galaxy S24+, Exynos 2400 digunakan sebagai versi alternatif dari versi Amerika Serikat yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 3. Samsung tidak akan melakukan hal ini jika kedua chipset tidak memiliki performa yang setara, atau jika kinerja keduanya terpaut jauh.
Fitur membanggakan yang turut hadir pada Exynos 2400 adalah kemampuan ray tracing-nya untuk berikan efek pencahayaan dalam gim yang impresif dan realistis. Chipset ini juga mengalami sederet peningkatan dibandingkan Exynos 2200 yang menjadi generasi pendahulunya.
Exynos 2400 mendapatkan peningkatan performa CPU yang 1,7x lebih kencang serta kemampuan AI yang 14,7x lebih tinggi. Anda pun dapat melakukan aktivitas gaming lebih lancar berkat GPU Xclipse 940 pada basis AMD RDNA 3.
Adapun hal menarik lainnya dari chipset ini adalah kemampuannya mengolah generatif AI untuk menghasilkan gambar-gambar buatan kecerdasan melalui prompt. Berkat fitur ini, sejumlah fitur Galaxy AI pada Samsung Galaxy S24 series dapat bekerja secara on-device tanpa melibatkan cloud.
Lalu, hal unik pada Exynos 2400 adalah keberadaan 10 inti CPU di dalamnya. Ini kontras dengan Snapdragon 8 Gen 3 atau puluhan chipset lain yang rata-rata hanya punya 8 inti saja.
Kesepuluh inti tersebut merupakan satu prime core Cortex X4 dengan clock speed 3.21 GHz, dua inti high performance Cortex A720 pada kecepatan 2.9 GHz, tiga inti high performance kedua Cortex A720 di frekuensi 2.6 GHz, serta empat unit efficiency core Cortex A520 yang beroperasi di kecepatan 2 GHz.
Ya, alih-alih mengikuti jejak Snapdragon 8 Gen 3 yang hanya hadirkan dua inti efficiency core, Exynos 2400 masih sediakan empat unit sebagaimana yang terjadi pada mayoritas chipset lainnya.
Kemampuan GPU Xclipse 940 pada Exynos 2400 berjalan pada frekuensi 1.009 MHz yang lebih tinggi ketimbang Adreno 750 pada Snapdragon 8 Gen 3. Walau begitu, nilai skor AnTuTu v10 pada Exynos 2400 rupanya tidak lebih kencang dari Snapdragon 8 Gen 3.
Exynos 2400 "hanya" mendapatkan skor sebanyak 1.647.369 poin, sementara Snapdragon 8 Gen 3 meraih skor yang 26 persen lebih tinggi yaitu 2.073.502 poin.
Namun demikian, skor Geekbench 6 keduanya hampir sama persis. Di saat Exynos 2400 meraih angka 2.189 poin dan 6.955 poin pada single core dan multi-core, Snapdragon 8 Gen 3 meraih angka 2.181 poin dan 7.256 poin pada dua pengujian yang sama.
Chipset Exynos 2400 ini dapat Anda rasakan pada Samsung Galaxy S24 reguler dan Galaxy S24+ yang rilis resmi di Indonesia. Sedangkan, Galaxy S24 Ultra hanya hadir dengan satu varian saja yakni menggunakan Snapdragon 8 Gen 3 "for Galaxy".
Snapdragon 8 Gen 2
Bukan Snapdragon 8 Gen 3, chipset yang justru punya performa setara dengan Snapdragon 8s Gen 3 adalah Snapdragon 8 Gen 2. Ia merupakan chipset flagship yang diperkenalkan di Snapdragon Summit pada 15 November 2022.
Chipset Snapdragon 8 Gen 2 sering digunakan oleh mayoritas chipset keluaran tahun 2023, misalnya seperti OPPO Find X6 Pro, Xiaomi 13, serta OnePlus 11.
Snapdragon 8 Gen 2 hadir dengan fabrikasi 4 nm, serta memiliki peningkatan performa CPU hingga 35 persen sekaligus 40 persen lebih efisien dibandingkan Snapdragon 8 Gen 1 yang jadi pendahulunya.
Selain itu, chip tersebut juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih baik, yakni Qualcomm AI Engine dengan tingkatan performa 4,35x lipat lebih tinggi serta efisiensi daya 60 persen lebih baik.
Untuk pertama kalinya, Snapdragon 8 Gen 2 juga memperkenalkan konektivitas Wi-Fi 7 yang bisa mencapai bandwidth lebih tinggi dibandingkan Wi-Fi 6E.
Adapun sejumlah fitur kamera baru turut diperkenalkan pada Snapdragon 8 Gen 2 yakni semantic segmentation, Qualcomm Sensing Hub yang dapat baca QR pada kondisi layar mati, serta horizon levelling sebagai tingkat stabilisasi video yang matang.
Secara spesifikasinya, Snapdragon 8 Gen 2 memiliki delapan unit CPU berisikan satu unit Cortex X3 (3.2 GHz), empat inti high performance berkekuatan 2.8 GHz (2x Cortex A715, 2x Cortex A710), serta tiga inti hemat daya Cortex A510 (2.0 GHz).
Dengan menambahkan unit performa tinggi, Snapdragon 8 Gen 2 ini juga memberikan akomodasi kinerja pada aplikasi berbasis 32 bit. Selain itu, unit performa tinggi yang lebih banyak akan membantu chipset untuk meraih tingkat kelancaran lebih tinggi saat bermain game maupun aktivitas sehari-hari.
Snapdragon 8 Gen 2 juga disertai dengan pengolah grafis (GPU) Adreno 740 yang beroperasi di frekuensi 680 MHz. GPU ini dapat mencapai frame rate tinggi saat gaming serta mendukung fitur ray tracing berbasiskan perangkat keras untuk tampilan cahaya di game yang lebih realistis.
Yang membuat saya yakin bahwa Snapdragon 8s Gen 3 dan Snapdragon 8 Gen 2 punya kinerja setara, keduanya memiliki skor benchmark yang hampir sama.
Diketahui dari laman Kimovil, Xiaomi Civi 4 Pro yang diotaki Snapdragon 8s Gen 3 punya skor AnTuTu v10 sebesar 1.537.608 poin. Sementara, Snapdragon 8 Gen 2 pada iQOO 11 meraih skor 1.606.381 poin.
Jadi, meskipun punya usia lebih lawas, Snapdragon 8 Gen 2 adalah opsi yang sedikit lebih unggul dari Snapdragon 8s Gen 3. Snapdragon 8 Gen 2 juga memiliki besaran clock speed yang 7 persen lebih tinggi yakni 3.2 GHz melawan 3.0 GHz pada Snapdragon 8s Gen 3.
Dari kubu MediaTek, salah satu opsi chipset yang kinerjanya paling mirip dengan Snapdragon 8s Gen 3 adalah Dimensity 9200. Chip ini dibangun pada fabrikasi 4 nm dan menjadi salah satu yang pertama dengan performance core ARMv9 berbasiskan 64-bit.
Dimensity 9200 terdiri atas delapan inti prosesor yang terdiri atas satu inti Cortex X3 (3 GHz), tiga inti high performance Cortex A715 (2.8 GHz), serta empat unit hemat daya Cortex A510 (1.8 GHz).
Chipset ini mengandalkan GPU Mali G715 Immortalis MC11 yang telah mendukung penggunaan fitur ray tracing berbasiskan perangkat keras. Konon, performa GPU ini selangkah lebih maju ketimbang yang ada pada Apple A16 Bionic.
Perihal dukungan memori, Dimensity 9200 sediakan dukungan terhadap RAM LPDDR5 hingga 24 GB. Adapun kemampuan ISP (Image Signal Processor) di chipset ini mendukung resolusi utama hingga 200 MP, dapat merekam video hingga 8K di 30 FPS.
Konektivitas yang didukung Dimensity 9200 mencakup jaringan Wi-Fi 7 serta dual SIM 5G dengan teknologi mmWave 5G. Sementara pada dukungan multimedia, Dimensity 9200 mendukung layar hingga resolusi 2.960 x 1.440 piksel dan refresh rate 240 Hz secara bersamaan.
Untuk dapat meningkatkan pengalaman dalam game, tersedia teknologi HyperEngine 5.0 yang dapat mengalokasikan daya CPU, GPU, dan memori secara cerdas dan efisien.
Jika dibandingkan dengan Snapdragon 8s Gen 3, skor benchmark pada Dimensity 9200 punya skor yang mirip. Misalnya pada OPPO Find X6 yang diotaki Dimensity 9200, mendapatkan nilai 1.449.660 poin pada pengujian AnTuTu v10, dilansir dari Nano Review.
Ini tidak berbeda jauh dengan skor Xiaomi Civi 4 Pro yang punya skor 1.537.608 poin. Dengan kata lain, Snapdragon 8s Gen 3 punya performa sedikit lebih tinggi dibandingkan Dimensity 9200. Adapun Snapdragon 8s Gen 3 juga memiliki set instruksi lebih baik, serta mendukung frekuensi GPU yang 29 persen lebih tinggi.
Di sisi lain, Dimensity 9200 mendukung bandwidth memori yang 7 persen lebih tinggi yakni 68,2 GB/detik vs. 64 GB/detik. Dimensity 9200 juga memiliki performa komputasi floating-point yang 28 persen lebih tinggi.
Pada iPhone 14 series, ada perbedaan penggunaan chipset. Apple A16 Bionic digunakan pada varian Pro dan Pro Max, sedangkan reguler dan Plus masih menggunakan Apple A15 Bionic dari seri iPhone 13.
Chipset A16 Bionic ini menawarkan teknologi manufaktur yang canggih dengan ukuran 5 nm dari TSMC. Ini merupakan manufaktur generasi ketiga dengan peningkatan performa yang substansial dibandingkan teknologi 5 nm lainnya.
Konfigurasi prosesor 6 inti pada chipset ini terdiri dari dua unit high performance yang disebut Everest dengan frekuensi hingga 3.46 GHz, serta empat unit hemat daya yang disebut Sawtooth dengan frekuensi 2.02 GHz.
GPU dengan 5 inti juga menawarkan bandwidth memori 50% lebih besar dibandingkan GPU pada Apple A15 Bionic. Selain itu, chipset ini mendukung RAM LPDDR5 dan neural engine 16 inti yang menawarkan peningkatan kecepatan sebesar 7%.
Neural engine ini mampu mengoperasikan hingga 17 triliun operasi per detik (TOPs), mengungguli performa neural engine pada Apple A15 Bionic yang hanya mendukung 15.8 TOPs.
Secara tambahan, Apple A16 Bionic merupakan chipset pertama dari seri Apple A yang dilengkapi dengan display engine, memungkinkan implementasi fitur Always On Display (AOD) yang lebih baik pada iPhone 14 Pro dan Pro Max.
Fitur ini memungkinkan ponsel menawarkan refresh rate variabel hingga 1 Hz, seperti halnya panel LTPO seperti pada HP Android. Di sisi fotografi, ISP (Image Signal Processor) pada chipset ini juga mengalami peningkatan, mampu menangani sensor gambar dengan resolusi yang lebih tinggi dan mampu melakukan hingga 4 triliun operasi per foto.
Mengingat ini adalah chipset dari Apple, kita akan membandingkan skor Geekbench-nya alih-alih AnTuTu. Sebab, hasil skor AnTuTu tidak bisa dibandingkan jika berasal dari platform berbeda.
iPhone 14 Pro (Apple A16 Bionic) mendapatkan skor Geekbench 6 sebesar 2.519 poin (single core) dan 6.382 poin (multi-core). Sementara itu, Snapdragon 8s Gen 3 mendapatkan nilai 2.019 poin (single core) dan 5.570 poin (multi-core).
Exynos 2400 adalah chipset yang menggerakkan Samsung Galaxy S24 dan Galaxy S24+ di Indonesia. Di beberapa negara lain, seperti AS, Kanada, Cina, Taiwan, dan Hong Kong, varian Galaxy S24 dan S24+ dilengkapi dengan chipset Snapdragon 8 Gen 3.
Chipset Exynos 2400 menawarkan 10 inti prosesor alih-alih 8 seperti pada Snapdragon 8s Gen 3, merupakan jumlah terbanyak yang pernah ada dalam sebuah chipset Exynos. Ini termasuk satu unit Cortex X4 prime core dengan kecepatan 3,21 GHz, lima inti Cortex A720 (dua pada 2,9 GHz dan tiga pada 2,6 GHz), serta empat inti Cortex A520 pada 2 GHz.
GPU yang digunakan adalah Samsung Xclipse 940 dengan enam inti dan kecepatan hingga 1.009 MHz, hasil kerja sama antara Samsung dan AMD dengan basis teknologi AMD RDNA 3 untuk mendukung ray tracing.
Samsung telah menjanjikan peningkatan kinerja CPU dan GPU dari pendahulunya, serta efisiensi yang lebih baik dengan teknologi Fan-out Wafer Level Package (FOWLP) yang memungkinkan sinyal elektrik bergerak lebih cepat.
Tidak hanya itu, kemampuan kecerdasan buatan (AI) juga ditingkatkan, dengan Neural Processing Unit (NPU) yang mengalami peningkatan kinerja hingga 14,7 kali.
Peningkatan kinerja AI tersebut penting mengingat Galaxy S24 dan S24+ dilengkapi dengan berbagai fitur yang memanfaatkan kecerdasan buatan, seperti Live Translate, Circle to Search, Chat Assist, dan Generative Photo.
Dalam pengujian, Exynos 2400 mencetak skor AnTuTu 10 sebesar 1.658.813 dan skor CPU pada Geekbench 6 sebesar 2210 untuk single-core dan 7015 untuk multi-core.
Suara.com - Cek perbandingan chipset Snapdragon 8s Gen 3 vs MediaTek Dimensity 8300 berikut ini dan ketahui apa saja perbedaan di antara keduanya.
Sebagaimana diketahui, Qualcomm telah merilis Snapdragon 8s Gen 3, chipset seluler baru yang dirancang untuk ponsel pintar kelas premium.
Karena chipset Snapdragon kerap dibanding-bandingkan dengan MediaTek, maka muncul pertanyaan tentang perbandingan antara Snapdragon 8s Gen 3 Vs MediaTek Dimensity 8300.
Sebab meskipun kedua chipset telepon pintar tersebut difokuskan pada segmen pasar telepon pintar kelas atas, namun ternyata keduanya berbeda dalam hal fitur dan kinerja.
Baca Juga: MediaTek Dimensity 7300 Setara Snapdragon Berapa? Ini Lawannya
Berikut adalah perbandingan Snapdragon 8s Gen 3 Vs MediaTek Dimensity 8300
1. Kemampuan melibas teknologi AI
Salah satu fitur utama Snapdragon 8s Gen 3 dan MediaTek Dimensity 8300 adalah kemampuan untuk menjalankan tugas AI generatif sepenuhnya pada perangkat tanpa koneksi internet.
Hal itu mencakup transkripsi pada perangkat dan transkripsi suara dari Asus dan Samsung, sementara Honor telah mengambil pendekatan berbasis niat pada GenAI, dengan telepon yang menentukan apa yang ingin Anda lakukan selanjutnya dan menyediakan pintasan bila diperlukan.
2. Snapdragon 8s Gen 3 Lebih Bertenaga
Baca Juga: Chipset MediaTek Dimensity 6300 Setara dengan Snapdragon Berapa?
Meski demikian jika dilihat dari kinerjanya, chipset buatan perusahaan Snapdragon lebih bertenaga ketimbang MediaTek Dimensity 8300.
Di sisi lain, MediaTek Dimensity 8300 merupakan versi lebih rendah dari MediaTek Dimensity 9300 yang merupakan prosesor unggulan. Artinya, prosesor ini tidak sekuat prosesor sebelumnya meskipun memiliki keunggulan GenAI.
Mengingat Snapdragon 8 Gen 2 dapat bersaing dengan nyaman dengan Dimensity 9200 tahun lalu, aman untuk membayangkan hal yang sama juga akan terjadi pada 8S Gen 3.
Secara kinerja, Qualcomm Snapdragon 8s Gen 3 diklaim lebih baik daripada MediaTek Dimensity 8300 sebesar 38,26%.
Chipset ini memiliki 8 inti pada 3 GHz dan GPU Adreno 735 versus 8 inti pada 3,35 GHz dengan Mali-G615 MP. Dalam pengujian Benchmark Antutu, hasil Qualcomm Snapdragon 8s Gen 3 lebih cepat daripada MediaTek Dimensity 8300 sebesar 13,56%.
Snapdragon 8s Gen 3 juta mencetak 1549911 poin vs 1364875 poin. Dalam pengujian 3DMark , ia mencetak 13783 poin melawan 7076, yang 94,79% lebih tinggi .
Chipset ini memiliki TDP yang sama, yaitu 10W, yang berarti perangkat yang menggunakan CPU ini akan memanas secara merata selama bermain game dan mengerjakan tugas rumit lainnya.
Kecepatan modem internal MediaTek Dimensity 8300 lebih baik, 7900 Mbps vs 6500 Mbps sehingga Anda akan mendapatkan layanan internet yang lebih cepat.
Kelebihan Qualcomm Snapdragon 8s Gen 3
Kelebihan MediaTek Dimensity 8300
Itulah perbandingan antara Qualcomm Snapdragon 8s Gen 3 Vs MediaTek Dimensity 8300 yang mungkin sedang Anda cari. Semoga informasi ini bermanfaat!
Kontributor : Damai Lestari
Snapdragon adalah serangkaian produk semikonduktor Sistem pada sebuah chip (SoC) untuk perangkat seluler yang dirancang dan dipasarkan oleh Qualcomm Technologies Inc. CPU Snapdragon menggunakan arsitektur ARM. Satu unit SoC dapat berisi sejumlah inti CPU, sebuah GPU Adreno, sebuah modem nirkabel Snapdragon, sebuah DSP Hexagon, sebuah ISP Qualcomm Spectra, serta sejumlah perangkat lunak dan perangkat keras lain untuk mendukung GPS, kamera, video, audio, pengenalan gestur, dan akselerasi kecerdasan buatan di sebuah ponsel cerdas. Sehingga, Qualcomm kerap menyebut Snapdragon sebagai sebuah "platform seluler" (seperti Snapdragon 865 5G Mobile Platform). Semikonduktor Snapdragon ditanam di perangkat yang menjalankan sejumlah sistem, seperti Android, Windows Phone, dan netbook.[1] Snapdragon juga digunakan di mobil, perangkat dapdig/dapat digunakan (wearable), dan perangkat lain. Selain prosesor, jajaran produk Snapdragon meliputi modem, chip wi-fi, dan pengisi daya seluler.
Snapdragon QSD8250 diluncurkan pada bulan Desember 2007. QSD8250 dilengkapi prosesor 1 GHz pertama untuk telepon seluler. Qualcomm memperkenalkan mikroarsitektur "Krait" di generasi kedua dari SoC Snapdragon pada tahun 2011, yang memungkinkan tiap inti prosesor untuk menyesuaikan kecepatannya berdasarkan kebutuhan perangkat. Pada Consumer Electronics Show tahun 2013, Qualcomm memperkenalkan Snapdragon seri 800 pertama dan mengubah nama model-model sebelumnya sebagai seri 200, 400, dan 600. Sejak saat itu, sejumlah iterasi juga diperkenalkan, seperti Snapdragon 805, 810, 615, dan 410. Pada bulan Februari 2015, Qualcomm mengubah merek modemnya menjadi Snapdragon. Hingga 2018[update], Asus, HP, dan Lenovo mulai menjual laptop dengan CPU berbasis Snapdragon yang menjalankan Windows 10 dengan nama "Always Connected PC", sekaligus menandai ekspansi Qualcomm dan arsitektur ARM ke komputer meja.[2][3]
Qualcomm mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan CPU Scorpion pada bulan November 2007.[4][5] SoC Snapdragon diumumkan pada bulan November 2006, dengan dilengkapi prosesor Scorpion, serta sejumlah semikonduktor lain.[5][6] Snapdragon juga dilengkapi dengan prosesor sinyal digital Hexagon pertama yang dibuat secara khusus.[7]
Menurut juru bicara Qualcomm, nama Snapdragon dipilih karena "Snap dan Dragon terdengar cepat dan garang."[8] Sebulan kemudian, Qualcomm mengakuisisi Airgo Networks. Dikatakan bahwa teknologi Wi-Fi 802.11a/b/g dan 802.11n milik Airgo akan diintegrasikan dengan jajaran produk Snapdragon.[9][10] Versi awal Scorpion memiliki rancangan inti prosesor yang mirip dengan Cortex-A8.[5]
Snapdragon QSD8250 pertama kali dikirimkan ke pembelinya pada bulan November 2007.[11] Menurut CNET, Snapdragon terkenal karena diklaim sebagai prosesor 1 GHz pertama yang khusus dibuat untuk perangkat seluler.[11][12] Sebagian besar ponsel cerdas pada saat itu masih menggunakan prosesor 500 MHz.[11] Generasi pertama Snapdragon mendukung resolusi 720p, grafis 3D, dan kamera 12 MP.[11][13] Hingga bulan November 2008, 15 perusahaan telah memakai semikonduktor Snapdragon untuk produk elektronik konsumen buatannya.[2][14][15]
Pada bulan November 2008, Qualcomm mengumumkan bahwa mereka akan berkompetisi dengan Intel di pasar prosesor netbuk (netbook), dengan SoC Snapdragon dua inti yang rencananya akan diluncurkan pada akhir tahun 2009.[16] Qualcomm pun mendemonstrasikan bahwa sebuah prosesor Snapdragon mengkonsumsi lebih sedikit daya daripada chip buatan Intel yang diluncurkan di waktu yang hampir sama, dan mengklaim bahwa harga prosesor Snapdragon juga lebih murah.[17][18][19] Pada bulan yang sama, Qualcomm memperkenalkan sebuah purwarupa netbook berbasis Snapdragon bernama Kayak yang menggunakan prosesor 1,5 GHz. Kayak rencananya dijual di negara berkembang.[15][16][20]
Pada bulan Mei 2009, Java SE di-porting dan dioptimasi untuk Snapdragon.[21] Pada Computex Taipei di bulan November 2009, Qualcomm mengumumkan Snapdragon QSD8650A, yang didasarkan pada proses produksi 45 nanometer. QSD8650A dilengkapi sebuah prosesor 1,2 GHz dan mengkonsumsi lebih sedikit daya daripada model sebelumnya.[22][23]
Pada akhir tahun 2009, diumumkan bahwa Acer Liquid Metal, HTC HD2, Toshiba TG01, dan Sony Ericsson Xperia X10 akan menggunakan SoC Snapdragon.[12][24][25] Lenovo juga mengumumkan netbook pertama yang dilengkapi dengan SoC Snapdragon pada bulan Desember 2009.[26] Menurut PC World, perangkat seluler yang menggunakan Snapdragon konsumsi dayanya lebih sedikit dan ukurannya lebih kecil daripada perangkat seluler yang menggunakan SoC lain.[27]
Pada bulan Juni 2010, chip Snapdragon telah dipakai di 20 produk dan dimasukkan pada rancangan dari 120 produk.[28] Apple memiliki posisi yang dominan di pasar ponsel cerdas pada saat itu dan tidak memakai Snapdragon pada semua produknya. Sehingga kesuksesan Snapdragon pun bergantung pada ponsel berbasis Android, seperti Nexus One dan HTC Incredible, untuk menantang posisi Apple di pasar.[28] Walaupun begitu, ponsel berbasis Android masih tidak dapat mengambil pangsa pasar iPhone.[29][30][31]
Kemudian muncul "berita yang belum terkonfirmasi, namun sudah sangat tersebar" yang menduga bahwa Apple akan mulai menggunakan SoC Snapdragon pada iPhone berbasis Verizon.[29] Hingga tahun 2012, Apple masih menggunakan rancangan semikonduktor Ax.[32] Dukungan untuk sistem operasi Windows Phone 7 kemudian ditambahkan ke Snapdragon pada bulan Oktober 2010.[30]
Pada tahun 2011, Snapdragon dipasang pada perangkat WebOS buatan Hewlett Packard[33], dan berhasil menguasai 50% pangsa pasar prosesor ponsel cerdas.[34] Pada tahun 2012, Snapdragon S4 (inti Krait) mendominasi pasar SoC untuk Android, mengalahkan Nvidia Tegra dan Texas Instruments OMAP.[35] Hingga bulan Juli 2014, pangsa pasar Android tumbuh menjadi 84,6%,[36] dan chip Snapdragon buatan Qualcomm dipasang pada 41% dari total ponsel cerdas.[37] Kemudian, peluncuran chip A7 64-bit buatan Apple yang dipasang pada iPhone 5S membuat Qualcomm juga ikut meluncurkan produk 64-bit, walaupun kemampuan performa Snapdragon 800/801/805, sejak inti Krait, hanya 32-bit.[38] SoC 64-bit pertama, yakni Snapdragon 808 dan 810, diluncurkan dengan menggunakan inti Cortex-A57 dan Cortex-A53 generik, lalu mengalami masalah peningkatan suhu dan pelambatan perangkat, terutama pada 810, sehingga membuat Samsung berhenti menggunakan Snapdragon untuk Galaxy S6 dan Galaxy Note 5.[39][40]
Chip Snapdragon juga digunakan di sebagian besar jam tangan cerdas berbasis Android.[41] Produk Snapdragon pun digunakan di produk realitas maya dan di kendaraan, seperti di Maserati Quattroporte dan Cadillac XTS.[42]
Kehadiran Snapdragon 8s Gen 3 adalah untuk membawakan fitur-fitur flagship ke rentang harga yang lebih terjangkau. Beberapa spesifikasi dan fiturnya mirip-mirip dengan Snapdragon 8 Gen 3, tapi cukup banyak juga sejumlah hal yang dipangkas.
Adapun secara lengkapnya, Snapdragon 8s Gen 3 disertai dengan delapan inti CPU yang mencakup prime core Cortex X4 (3.0 GHz), empat inti high performance Cortex A720 (2.8 GHz), serta tiga unit efficiency core Cortex A520 (2.0 GHz).
Snapdragon 8s Gen 3 juga disokong dengan pengolah grafis (GPU) Adreno 732 berkekuatan 950 MHz, mendukung kapasitas RAM LPDDR5x hingga 24 GB, serta jenis penyimpanan UFS 4.0.
Seperti Snapdragon 8 Gen 3, varian 8s ini juga mendukung fitur ray tracing secara hardware untuk tingkatkan kualitas grafis pencahayaan pada game. Akan tetapi, tidak mendukung fitur global illumination seperti sang kakak.
Dilansir dari laman Kimovil, Xiaomi Civi 4 Pro yang diotaki Snapdragon 8s Gen 3 punya skor AnTuTu v10 sebesar 1.537.608 poin. Angka ini lebih kecil dari Snapdragon 8 Gen 3 yang skor AnTuTu v10-nya bisa menembus 2 jutaan poin.
Lalu, jika tidak setara dengan Snapdragon 8 Gen 3, apa saja chipset-chipset yang punya kinerja setara dengan Snapdragon 8s Gen 3? Simak berikut ini.